Paman Birin Bantu Komputer untuk Madrasah Sampanahan

    0
    1194

    KOTABARU – Akhirnya keinginan pelajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Khairi Sampanahan, Kabupaten Kotabaru Kalsel, untuk berharap dapat bantuan fasilitas komputer terwujud.

    ini setelah Gubernur Kalsel Sahbirin Noor memberikan bantuan sebanyak 10 unit komputer.

    Penyerahan bantuan bertempat di Aula UPPD Samsat Banjarmasin II, Sabtu (21/12).

    Penyerahan secara simbolis diwakilkan oleh Perwakilan SKPD lingkup Provinsi Kalsel kepada Kepala MTs Miftahul Khairi Sampanahan, Syahri Wahyuni, dan disaksikan Anggota DPRD Kalsel Dapil VI Tanah Bumbu dan Kotabaru, HM Yani Helmi.⁣

    Paman Birin, –sapaan akrab Gubernur Kalsel,– itu saat ditemui terpisah mengatakan, dengan bantuan 10 unit komputer ini ia akui belum mencapai jumlah ideal.

    “Tapi minimal mereka tidak lagi meminjam kepada warga sekitar,” terangnya.

    Ia berharap, bantuan komputer dapat digunakan semaksimal mungkin untuk kepentingan peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Khairi Sampanahan.

    Ada cerita menarik dibalik Paman Birin memberikan bantuan komputer tersebut. Berawal dari Turdes (turun ke desa), Paman Birin menjelajahi pelosok Kalsel dengan naik motor trail beberapa waktu lalu.

    Saat lewat di Sampanahan, sekitar 70 km dari Kotabaru, Paman melihat ada beberapa siswa mengacung-acungkan spanduk kecil bertuliskan permohonan bantuan komputer.

    Sudah menjadi naluri Paman Birin untuk selalu menyapa rakyatnya. Kemudian Paman Birin menemui mereka di Jalan Bumbu Raya, RT 03, Desa Sampanahan. ⁣

    Setelah ditemui, rupanya para siswa-siswa ini berasal dari Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahul Khairi Sampanahan.

    Mereka tahu Paman Birin akan singgah dan memanfaatkan momentum Turdes ini untuk menyampaikan aspirasinya.
    Sudah dua tahun ini, sekolah swasta berbasis agama ini kesulitan dalam melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

    Komputer yg menjadi modal dasar UNBK tidak dimiliki, dan terpaksa harus meminjam dari warga sekitar.

    Sementara kalau ikut UNBK ke sekolah lain harus membayar Rp 1,5 juta per orang. Itu sangat memberatkan. ⁣

    Dengan 12 unit komputer pinjaman, MTs Miftahul Khairi terpaksa menggelar UNBK bergantian untuk 35 siswa. Ujian dibagi jadi tiga sesi, karena bukan punya sekolah. Usai UNBK, komputer itu pun diambil warga kembali. ⁣

    Padahal komputer itu digunakan bukan hanya buat UNBK, melainkan pula buat latihan soal dan pengenalan software hardware.

    “Alhamdulillah, keinginan mereka untuk punya komputer terwujud, dan sekali lagi itulah manfaat Turdes kita jadi tahu kondisi dan kebutuhan masyarakat di pelosok Kalsel,” terang Paman Birin. (bdm)

    TINGGALKAN KOMENTAR

    Silakan masukkan komentar anda!
    Silakan masukkan nama Anda di sini