KOTABARU – Hujan yang turun di Pulau Laut, Rabu (5/2), tak menghalangi kunjungan Didik Purwanto dari Asosiasi Perlebahan Indonesia dan Magishiro Higashi San , pembudidaya serta peneliti lebah dari Jepang. Mereka mencari keberadaan si Lebah Merah Kalimantan atau dikenal dengan nama Latin, Apis koschevnikivi.
Jenis lebah itu sedikit lebih besar dari A. Cerana, dengan warna bulu yang kemerahan. Hingga kini, lebah itu belum diusahakan secara komersial dan penyebarannya terdapat di Kalimantan dan Sumatera. Keberadaannya sendiri mulai langka di alam. Lebah ini bersarang di dalam lubang – lubang pohon.
Kunjungan dilakukan di tiga desa, yaitu Kulipak, Langkang Baru dan Bekambit. Sayangnya, setelah mereka menelusuri ke sana ke mari di beberapa kawasan hutan, masih sang lebah belum ditemukan.
Tim berupaya untuk kembali masuk ke kawasan hutan lebih jauh, tetapi cuaca yang tidak mendukung menghalangi langkah kaki. Si Merah masih misterius.
Asosiasi Perlebahan Indonesia beserta praktisi pembudidaya dan peneliti lebah berharap informasi dari KTH Sinar Timur Desa Kulipak dan KTH Tunas Harapan Desa Langkang jika pada suatu saat mereka bertemu dengan Lebah Merah ini.
“Kalau bertemu dengan lebah itu agar menghubungi kami. Minta tolong pula agar lebah itu difoto. Kami akan segera kembali ke Pulau Laut untuk melakukan penelitian,” kata Didik. (uli/kphpls)