MANDIANGIN – Pengawasan terhadap Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai yang dilaksanakan oleh Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) terus ditingkatkan, dengan menggunakan metode yang sama, sehingga kondisi pertumbuhan tanaman benar-benar terawasi.
Selasa (3/3), seluruh pengawas Rehab DAS wilayah Tahura Sultan Adam berkumpul untuk belajar metode pengawasan dan pelaporan hasil monitoring di lapangan.
Kepala Tahura SA, Ainun Jariah yang turut hadir dalam pertemuan pengawas Rehab DAS mengatakan dalam pengawasan di lapangan hendaknya setiap pengawas menggunakan metode yang sama.
“Salah satu cara untuk meningkatkan keberhasilan Rehab DAS adalah dengan memaksimalkan kegiatan monitoring dan evaluasi pada lokasi IPPKH. Maka diperlukan metode pengawasan yang tepat dan seragam, sehingga bisa menghasilkan data yang akurat dan faktual,” ujar Ainun.
Muslim , Kepala Seksi Pengelolaan DAS pada Dishut Kasel menuturkan metode pengawasan menggunakan aplikasi Avenza dan pengawasan dilakukan pada setiap tanaman (sensus tanaman) pada semua jalur. Hal ini sesuai dengan arahan Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq.
Ia menambahkan, kondisi tanaman harus dilaporkan secara berkala. Hidup, mati atau merana. Juga jenis dan ketinggian tanaman. “Jangan lupa kasih titik koordinat pada tanaman dan didokunentasikan. Nanti setelah teori ini akan kita lanjutkan dengan praktik di lapangan, ” pungkasnya.
Cuaca yang panas di areal Rehab DAS Sarabakawa, pengawas serius mengikuti praktik. Sesekali ada yang menanyakan cara memberi titik koordinat pada peta yang muncul di applikasi Avenza.
Kurang dari satu jam praktik selesai dan hampir semua pengawas memahami metode pengawasan dan pelaporan hasil monitoring di lapangan. (rizani/tahura)