Banjarbaru- Pembatasan masuk ke wilayah Kalsel oleh Gubernur Kalsel pada pertengahan Maret 2020 dinilai berhasil menekan impor kasus positif Covid 19. “Penambahan kasus positif yang terjadi di Kalsel mayoritas berasal dari klaster terduga yang sudah masuk sebelumnya serta hasil kontak erat lokal,” kata HM Muslim Jubir Percepatan Penanganan Covid 19 Kalsel Minggu (26/4) di Banjarbaru.
Muslim merincikan ada sekitar 53 persen kasus positif di Kalsel berasal dari klaster perjalanan menuju Gowa Sulsel. Selebihnya merupakan hasil Tracking dan tracing petugas epidemiologi di lapangan terhadap para terduga kontak erat.
Diakui Muslim penambahan kasus positif yang merupakan impor dari luar Kalsel memang masih ada. “Tapi jumlahnya semakin kecil khususnya sejak adanya pembatasan masuk ke Kalsel diberlakukan,” pungkas Muslim.
Begitu pula dengan pelaksanaan PSBB yang saat ini diberlakukan di Banjarmasin. Diharapkan dapat secara efektif memutus mata rantai penularan Covid 19.
”Patuhi aturan saat PSBB karena tanpa kedisiplinan masyarakat mentaati aturan yang ada maka sulit memutus mata rantai penularan Covid 19,” katanya.
Selaku Jubir penanganan Covid 19, Muslim kembali mengimbau warga agar melakukan jaga jarak, hindari kerumunan dan tetap berada di rumah. Sulit untuk memutus mata rantai penularan Covid 19 tanpa peran serta aktif masyarakat agar senantiasa mematuhi imbauan dan anjuran yang telah berulang-ulang disampaikan pemerintah lewat berbagai media. Ary/bdm