Banjarbaru – Bagi masyarakat yang mengalami tekanan mental dan tak mampu mengatasi stres yang dialami atau mengalami depresi dapat mengkonsultasikan permasalahannya melalui aplikasi Sehat Jiwa yang dilaunching oleh Kemenkes RI sejak 5 tahun silam. Namun perbedaannya kali ini terdapat menu tambahan dalam aplikasi tersebut berupa bimbingan konseling dengan psikolog dan psikiater terpilih. “Launching menu baru dalam aplikasi sehat jiwa Kemenkes RI ini bertepatan momen Hari Kesehatan Jiwa 2020 yang jatuh pada hari ini, jadi kami mohon media dapat menyebarluaskan kepada masyarakat agar mengetahuinya,” kata staf ahli Menkes Bidang Hukum Kesehatan dr Kuat Sri Hudoyo didampingi Direktur RSJ Sambang Lihum dr H I Gede Dharma Putra dalam konferensi pers usai peringatan Hari Kesehatan Dunia RI yang berpusat di RSJ Sambang Lihum, Banjarbaru Sabtu (10/10/2020).
Kuat mengakui peran media memiliki peranan penting dalam upaya sosialisasi program kesehatan pemerintah termasuk mensosialisasikan aplikasi Sehat Jiwa yang kini punya menu baru yaitu bimbingan dan konseling kesehatan jiwa dengan para psikiater dan psikolog. “Apalagi dampak dari pandemi Covid, masyarakat bukan saja Terdampak secara ekonomi tapi juga mengalami stres dan tekanan mental akibat PHK dan pembatasan sosial,” kata Kuat.
Dampak ekonomi itu berimbas pada kesehatan jiwa masyarakat yang mengalami tekanan. Sehingga semakin banyak kesehatan jiwa masyarakat yang terganggu pada saat ini.
Menurut Kuat, dengan aplikasi Sehat Jiwa, masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa atau depresi bisa secara langsung konseling dengan ahli jiwa terpilih. “Ini lebih murah karena tinggal konseling lewat chatting atau telpon,” ujarnya.
Kesehatan bukan saja secara fisik tapi juga kesehatan jiwa agar dapat menjadi SDM unggul. “Jadi masyarakat perlu mengetahui keberadaan aplikasi ini yang dapat diunduh melalui playstore di HP android,” terang Kuat.
Sementara dr Siti Khalimah direktur pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan napza mengatakan Menekankan pentingnya kesehatan jiwa pada saat ini. Kemenkes ingin membangun akses yang lebih besar bahi masyarakat untuk fasilitas kesehatan jiwa. “Untuk itu kita perlu investasi lebih besar dalam meningkatkan kesehatan jiwa,” kata Khalimah.
Sejak awal pandemi covid, Kemenkes RI sudah memberikan dukungan psikologis bagi masyarakat Terdampak Covid baik secara langsung maupun tak langsung. Salah satunya dengan menambahkan menu bimbingan dan konseling pada aplikasi Sehat Jiwa.
“Sejak April, kami sudah umumkan nomor layanan dan diakses 400 sampai 500 orang setiap harinya,” kata Khalimah.
Sementara dr Bambang Eko Ketua Arsawakoi (asosiasi RSJ dan ketergantungan obat Indonesia) mengatakan perlunya peningkatan layanan kesehatan jiwa di masa mendatang. “Melalui momen Hari Kesehatan Jiwa Dunia 2020, kita ingin akses lebih besar kepada masyarakat untuk pelayanan kesehatan jiwa,” kata Eko.
Dirut RSJ Sambang Lihum dr I Gede Dharma Putra mengatakan pihaknya telah mengumpulkan pihak Puskesmas dalam melakukan pencegahan resiko kesehatan jiwa khususnya bagi Terdampak covid. “Kita perlu melakukan upaya preventif agar dampak wabah bagi kesehatan jiwa masyarakat dapat lebih ditekan,” katanya. Ary