JEJAKBANUA.COM, BANJARMASIN – Namanya begitu melambung akhir-akhir ini, sosoknya ramai menjadi perbincangan masyarakat, khususnya untuk wilayah Banjarmasin dan sekitarnya. Ya, banyak yang antusias untuk mengenal lebih jauh lulusan Universitas Al Azhar kairo Mesir yang bernama lengkap H Mushaffa Zakir Lc ini. Bersama Hj Ananda sebagai Calon Walikota, dirinya maju menjadi Calon Wakil Walikota Banjarmasin periode 2021-2024.
Tim jejakbanua.com berkesempatan untuk menemui langsung H Mushaffa Zakir Lc di kediamannya, Selasa (1/12) pagi.
Sederhana, rendah hati, lemah lembut, cerdas dan memiliki pengetahuan agama luas membuatnya menjadi calon pemimpin yang dibutuhkan untuk membawa Banjarmasin maju tak hanya dalam pembangunan fisik namun juga membentuk generasi muda berakhlak.
Hal ini tergambar dalam keseharian H Mushaffa Zakir Lc. Sejak awal pertemuan, sosok kelahiran Banjarmasin, 19 Oktober 1982 ini menghadirkan kesan luar biasa. Ketika tim jejakbanua.com memasuki ruang tamu, terdengar sayup ayat suci AL-Qur’an yang dilantunkan oleh salah satu putrinya. Tak berselang lama, seolah tak memandang dirinya sebagai calon wakil walikota, dengan penuh kerendahan hati H Mushaffa Zakir menyuguhkan hidangan dengan tangannya sendiri.

Bahkan saat disinggung mengapa dirinya tak memanfaatkan momen ketika tiga kali terpilih sebagai anggota DPRD untuk memupuk popularitas sebagai bekal maju dalam pilkada Kota Banjarmasin saat ini, ia menyatakan popularitas bukan tujuannya.
“Saya enggak pernah nyari popularitas. Itu enggak pernah jadi tujuan saya. Saya berkeyakinan setiap kali melakukan sesuatu tidak harus dipublikasi. Tidak harus orang tahu kan? Bahkan saya maju sekarang bukan karena keinginan saya, tapi karena diberi amanah oleh DPP,” ucap H Mushaffa Zakir.
Sebagian umat islam masih menganggap bahwa ranah politik adalah sesuatu yang harus dijauhi, bahwasanya politik adalah hal yang kotor. Menyikapi hal ini H Mushaffa Zakir Lc mengingatkan bahwa kita harus belajar dan bersikap proporsional.
“Pertama, sebenarnya kalau kita melihat islam secara menyeluruh, maka islam tak bisa lepas dari politik. Salah satu contoh adalah pada masa kekhalifahan. Masa kekhalifahan Umar misal, terjadi pembagian wilayah dan pembagian jabatan, nah itukan politik. Kedua, sama halnya sektor hidup lainnya politik ada yang baik, ada yang buruk. Jadi tidak melulu buruk. Yang terpenting adalah politik digunakan sebagai kendaraan menuju sebuah tujuan mulia, yaitu kemaslahatan umat,” pungkasnya.
H Mushaffa Zakir Lc adalah sosok yang sangat sederhana sehingga terbiasa membaur dengan masyarakat. Ia juga adalah seorang da’i muda yang aktif menyebarkan syiar islam, sehingga setiap gerak-gerik, ucapan dan perilaku beliau patut dijadikan panutan. (adi/ary)