Gunakan Jasa Kapal Feri, Distribusi Perdagangan ke Banua Enam Teratasi

0
706

Banjarmasin – Kepala Dinas Perhubungan Kalsel H Rusdiansyah memastikan kendala jalan darat untuk truk angkutan perdagangan kebutuhan pokok seperti sembako ke daerah banua enam dan berbagai wilayah Kalteng telah diatasi. “Saat ini jalur distribusi perdagangan ke wilayah hulu sungai dan Kalteng teratasi dengan menggunakan jasa kapal feri penyeberangan sungai, ini sesuai kesepakatan pengusaha angkutan perdagangan dan penyedia jasa, walaupun memang memakan waktu agak lama dan biaya lebih,” kata Rusdiansyah, Kamis (28/1) siang di Banjarmasin.

Ia juga memastikan terhambatnya angkutan perdagangan di jalur utama distribusi darat tak berdampak signifikan terhadap harga sembako di wilayah Hulu Sungai dan beberapa kabupaten di Kalteng. “Karena bila dibandingkan kenaikan cost angkutan menggunakan jasa penyebarangan sungai  hanya Rp 160 per tonnya, itu sudah kita perhitungkan,” kata Rusdiansyah.

Jalan angkutan tonase berat dari Banjarmasin menuju banua enam dan beberapa wilayah Kalteng selama tanggap darurat banjir disepakati dengan mengunakan jasa angkutan feri penyeberangan sungai dari Alalak Utara ke Berangas Timur Batola. Dari sana truk angkutan melanjutkan perjalanan menuju jalan hauling PT Talenta hingga tembus Jl A Yani KM 71 Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar. Dari sana jalan utama lancar menuju berbagai daerah di banua enam.

Menurut Rusdiansyah atas kesepakatan pengusaha, sopir dan penyedia jasa penyeberangan di sungai Alalak disepakati biaya Rp 300 ribu atau Rp 600 ribu PP. “Biaya itu didapatkan karena penyedia jasa menyediakan feri, penyediaan excavator, operasional BBM, pemandu lalu lintas, dan menyewa tanah untuk landing truk,” katanya.

Pihak pengusaha pemilik dagangan dan H Rani selaku pemilik jasa penyeberangan sungai juga telah sepakat dalam hal ini melalui rapat yang difasilitasi Dishub Kalsel beberapa waktu lalu.

“Saat ini sudah seminggu alternatif jalan itu dilaksanakan, ada sekitar 400 truk per hari mengunakan jasa penyeberangan,” terang Rusdiansyah. Untuk mengurai Antrian panjang, penyedia jasa juga menambah lokasi penyeberangan sungai sekitar 150 meter dari lokasi pertama. “Jadi sekarang ada dua lokasi penyeberangan sungai di Alalak untuk angkutan perdagangan ke hulu sungai,” tambahnya.

Sebelumnya para sopir truk angkutan  menuju Banua Enam mengeluhkan kondisi Jl Gubernur Syarkawi atau Lingkar Utara yang rusak berat dan  pengerjaan jembatan Mataraman yang belum selesai. Sementara melalui jembatan Handil Bakti juga tak bisa karena jembatan tak  mampu dilewati kendaraan tonase berat. Hal ini menghambat distribusi berbagai angkutan perdagangan menuju Banua enam dan wilayah Kalteng.

Menurut Rusdiansyah pihaknya mendapatkan info dari BPJN XI Kalimantan bahwa jembatan Mataraman segera dapat dilalui kendaraan tonase berat seminggu yang akan datang. “Sementara perbaikan lingkar utara sudah dianggarkan Rp 174 miliar dan akan dikerjakan pasca banjir nanti,” pungkas Rusdiansyah. Ary

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini