Lima Tahun Tumbuh dan Berkembang Bersama Sahbirin Noor – Rudy Resnawan

0
771

MASA tugas Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Wakil Gubernur Rudy Resnawan resmi berakhir Jumat 12 Februari 2021. Tak terasa telah lima tahun keduanya bekerja, berkarya dan berinovasi dalam memimpin banua sejak dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara pada 12 Februari 2016 silam.

Komitmen Sahbirin bersama Rudy Resnawan, adalah bekerja tuntas dan ikhlas untuk rakyat dengan jargon bergerak bersama menuju Kalsel yang Mandiri dan Terdepan (Mapan),  Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berkelanjutan, Berdikari dan Berdaya Saing.

Tentunya ada tantangan dan hambatan yang harus dilalui dalam upaya pembangunan selama lima tahun. Namun kepemimpinan Sahbirin Noor – Rudy memberikan dampak signifikan bagi kemajuan pembangunan di Kalsel.

Gaya kepemimpinan aktif Sahbirin Noor yang juga menjadi catatan khusus. Berbagai daerah pelosok Kalsel disambanginya baik secara tak resmi maupun melalui kegiatan turun ke desa (Turdes). Selain ajang silaturahmi dan juga menyerap aspirasi masyarakat khususnya di pedalaman yang selama ini tak pernah dikunjungi pejabat setingkat gubernur.

 “Saya lebih suka turun ke bawah untuk menyelesaikan persoalan, karena masalah itu ada di lapangan dan untuk menyelesaikannya kita harus turun langsung,” kata pria yang akrab disapa Paman Birin itu usai dilantik tahun 2016 silam.

Blusukan ke berbagai daerah pelosok memberikan dampak signifikan terbukanya konektivitas daerah perkotaan dan pelosok desa. Dan semuanya berujung pada pemerataan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Berdasar catatan tim Jejak Banua.com Pada
 tahun 2020 telah dibangun 9 buah SMA/SMK baru di wilayah terpencil Kalsel.
Indikator kesejahteraan masyarakat petani, peternak, nelayan dan pekebun juga mengalami peningkatan signifikan. Nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Kalsel mencapai diatas 100 persen pada akhir tahun 2020. Tingginya NTUP merupakan indikator kesejahteraan di sektor tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan dan peternakan serta perikanan di Kalsel.
Capaian kinerja turut menuai penghargaan tingkat nasional baik kepada gubernur secara individu maupun perangkat daerah Pemprov Kalsel. Sebanyak 103 penghargaan diraih sejak tahun 2016 awal kepemimpinan Paman Birin – Rudy.

Terakhir anugerah Pena Emas tahun 2021 dari PWI Pusat kepada Sahbirin Noor atas dedikasinya terhadap kemajuan pers Kalsel maupun tingkat nasional.

Sahbirin Noor menekankan, kepada jajaran SKPD Pemprov Kalsel agar bersinergi dengan kabupaten kota dalam menyusun program pembangunan dengan memperhatikan prioritas pembangunan yang ingin diwujudkan.

“Susunlah rencana pembangunan yang memberikan dampak positif bagi peningkatan SDM, Peningkatan daya saing ekonomi, pencapaian tata kelola pemerintahan yang baik, hadirkanlah program dan kegiatan pembangunan yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat,” pesannya saat Musrenbang 2020 lalu.

Dalam penanganan bencana, Paman Birin berkomitmen yang tinggi. Semenjak tanggap darurat wabah covid ditetapkan pada Maret 2020, ia aktif turun ke berbagai desa dan kota membantu masyarajat Terdampak secara ekonomi akibat kebijakan pembatasan sosial.

Begitu pula saat bencana banjir yang baru terjadi sejak awal tahun 2021. Paman Birin berperan aktif melakukan konsolidasi dan koordinasi penanganan banjir baik dengan pemerintah pusat, pemerintah kabupaten kota serta Forkopimda. Ia juga mengambil peran di lapangan, dengan setiap hari terjun ke berbagai daerah Terdampak banjir untuk mendistribusikan bantuan baik secara pribadi atau atas nama pemerintah.

Indikator keberhasilan kepemimpinan Paman Birin – Rudy tersajikan melalui indikator makro. Capaian ini tentunya bukan hasil kerja satu atau dua orang namun kerja kolektif

bersinergi dengan jajaran Forkopimda, TNI/Pori, DPRD, seluruh pimpinan dan unsur SKPD di lingkup Pemprov Kalsel, pemerintah kabupaten/kota se Kalsel, stake holder terkait, berbagai organisasi, serta dukungan elemen di masyarakat.

Berdasar data makro, Indeks pembangunan manusia (IPM)  Kalsel terus meningkat dari tahun ke tahun, dimana pada 2016 dengan skor 69,05  menjadi 70,91 pada tahun 2020.

Tingkat Pengangguran  terbuka pada tahun 2016 tercatat 5,45 persen menurun menjadi 4,31 persen pada tahun 2019.

Tingkat kemiskinan pada tahun 2016 tercatat 4,52 persen, relatif mengalami peningkatan pada tahun 2019 4,55 persen.

Namun tingkat kemiskinan Kalsel jauh berada dibawah tingkat nasional sebesar 9,41 persen dan bahkan tercatat tingkat kemiskinan terendah di tingkat regional Kalimantan. Ini artinya Kalsel mampu menekan angka kemiskinan dengan baik.

Sementara tingkat pertumbuhan ekonomi Kalsel relatif stabil, tercatat pada tahun 2016 sebesar 4,38 persen, tahun 2017 sebesar 5,28 persen, tahun 2018 sebesar 5,13 persen dan pada tahun 2019 sebesar 4,08 persen. Sedangkan Indeks Gini Kalsel pada tahun 2016 mendapatkan nilai 0,332 menjadi 0,334 pada tahun 2019.

Capaian Berbagai Sektor Pembangunan

Capaian pembangunan Kalsel di berbagai sektor lainnya juga dapat kita lihat dari data yang dihimpun Tim Jejakbanua.com.

Pada sektor infrastruktur, menunjukkan progres peningkatan yang siginifikan.

Untuk irigasi dalam kondisi baik tahun 2016 sebesar 10,1 persen meningkat pesat menjadi 47 persen di tahun 2020.

Cakupan layanan air minum tahun 2016 sebesar 73,54 persen meningkat jadi 82,70 persen pada tahun 2020. Pelayanan pengelolaan air limbah tahun 2016 sebesar 30,99 persen jadi 68,82 persen di tahun 2020.

Terakhir kondisi jalan provinsi dalam keadaan mantap (baik dan sedang) tahun 2017 sebesar 71,71 persen menjadi 82,70 persen di tahun 2020.

Proyek infrastruktur yang berhasil dirintis selama adalah jalan bebas hambatan antara Kecamatan Mantewe Tanah Bumbu – Karang Intan Kabupaten Banjar sepanjang 160 kilometer. Pembuatan jalan sejak 2017 ini membuka daerah terisolir di berbagai Kecamatan seperti Aranio dan Sei Pinang di Kabupaten Banjar, Kusan Hulu dan Mantewe di Tanah Bumbu.

Selain itu pembangunan jalan akses Bandara ke Internasional Syamsuddin Noor, RTH di Banjarmasin, jembatan Sei Lulut dan Sei Gardu, jembatan akses ke  Sekumpul Martapura, Rehab kawasan makam Datu Kalampayan serta pembukaan akses jalan baru sepanjang 6 KM menuju kawasan wisata relijius di Kabupaten Banjar tersebut.

Penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur ke seluruh wilayah sesuai tata ruang yang telah dibuat memberikan dampak peningkatan pada kuantitas dan kualitas infrastruktur.

Sementara Persentase infrastruktur ke-PU-an kondisi baik pada 2018 tercatat 60,02 persen menjadi 67,38 persen pada tahun 2020 dan diproyeksikan pada akhir tahun 2021 menjadi 70,89 persen.

Pada Bidang sumber daya manusia, dalam lima tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan. Ini tergambar dari angka  rata-rata lama sekolah dari 7,7 pada 2016 menjadi 8,5 dan ditargetkan hingga akhir tahun 2021 mencapai nilai 9.

Derajat kesehatan masyarakat juga meningkat dengan data angka harapan hidup pada tahun 2016 dengan nilai 67,66 menjadi 69,28 pada tahun 2020 dan ditarget pada akhir tahun 2021 mencapai nilai 69,64.

Selama lima tahun terakhir juga terjadi peningkatan kualitas daya saing tenaga kerja, angka partisipasi angkatan kerja pada 2016 nilai 69,91 menjadi 70,46 pada 2020 dan ditarget pada akhir tahun 2021 tercapai nilai 70,58.

Pada bidang pemerintahan, kinerja Pemprov Kalsel tergambar dari raihan opini WTP dari BPK RI atas laporan keuangan sejak 2016 hingga 2020 dan ditarget opini serupa pada tahun 2021. Terwujudnya aparatur professional dan pemerintahan akuntabel tergambar dalam raihan nilai Sakip yang terus meningkat yaitu kategori BB dengan nilai 78,52 pada 2016 menjadi Kategori BB dengan nilai 80,56 pada 2020.

Pada bidang kesejahteraan sosial, jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya mengalami peningkatan. Tahun 2016 tercatat 7,5 persen menjadi 37,5 persen pada tahun 2020 dan ditarget pada tahun 2021 sebanyak 45 persen. Sementara persentase desa berkinerja baik, tercatat pada relatif stabil sebesar  2,68 persen hingga 2020, namun pada 2021 ditarget meningkat pesat hingga 18,76 persen.

Indeks pembangunan kepemudaan pada tahun 2019 tercatat 51 persen menjadi 52 persen pada 2020 dan ditarget pada 2021 menjadi 53 persen.

Budaya olahraga di kalangan masyarakat mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dari 10 persen pada 2016 menjadi 35 persen pada 2020 dan ditarget pada akhir tahun 2021 sebesar 40 persen.

Indeks pembangunan kebudayaan pada tahun 2019 sebesar 35 persen menjadi 40 persen pada tahun 2020 dan ditargetkan akan menjadi 45 persen pada tahun 2021. Sementara persentase keluarga pra sejahtera mengalami penurunan, dimana pada tahun 2016 tercatat sebesar 4,97 persen menjadi 4,17 persen pada tahun 2020 dan ditargetkan menjadi 4,09 persen pada akhir tahun 2021.

Sementara persentase luasan kawasan pemukiman dan perumahan rakyat yang dalam kondisi baik juga mengalami peningkatan signifikan  dari 76,67 persen pada tahun 2017 menjadi 77,03 persen pada tahun 2020. Diharapkan pada akhir tahun 2021 akan meningkat lagi menjadi 77,17 persen.

Rasio elektrifikasi di Kalsel juga meningkat dari 87,6 persen pada tahun 2016 menjadi 95 persen pada tahun 2020. Diharapkan pada akhir tahun 2021 meningkat lagi menjadi 95,5 persen.

Indeks kepuasan masyarakat di bidang perhubungan juga meningkat dari tahun ke tahun, dimana pada 2016 mendapatkan nilai 77,00 menjadi 81,15 pada tahun 2020. Ditargetkan pada akhir tahun 2021 meningkat lagi menjadi 81,25.

Daya saing perekonomian Kalsel juga meningkat berkat terwujudnya kemandirian pangan selama beberapa tahun terakhir. Berdasar data, jumlah produksi beras Kalsel pada 2016 sebesar 1,2 juta ton menjadi 1,4 juta ton lebih pada tahun 2020 dan pada akhir tahun 2021 diprediksi 1,5 juta ton.

Sementara produksi daging pada tahun 2016 sebesar 68.114 ton menjadi 116.311 ton pada tahun 2020 dan diharapkan pada akhir tahun 2021 menjadi 120.456 ton.

Sementara produksi ikan di Kalsel pada tahun 2016 sebesar  383 ribu ton menajdi 408.000 ton pada tahun 2020 dan pad akhir tahun 2021 nanti diprediksi meningkat jadi 418.000 ton.

Kontribusi sektor pertanian pada perekonomian Kalsel stabil, ini terlihat dari data LPE (laju pertumbuhan ekonomi) sektor  pertanian dimana pada tahun 2016 – 2020 sebesar 4 persen. Dan diprediksi pada akhir tahun 2021 juga 4 persen.

Secara rincinya dapat digambarkan LPE sektor pertanian tanaman pangan pada 2019 tercatat 2,75 persen dan pada 2020 meningkat jadi 2,8 persen dan diprediksi pada akhir tahun 2021 juga 2,8 persen.

Sementara LPE sektor peternakan pada 2019 tercatat 8,47 persen menjadi 9,38 persen pada 2020 dan diharapkan pada akhir tahun 2021 menjadi 10,29 persen.

LPE sektor perikanan pada tahun 2019 tercatat 8,3 persen menjadi 8,35 persen pada tahhun 2020 dan diharapkan meningkat jadi 8,4 persen pada akhir tahun 2021 mendatang.

Sedangkan LPE sektor perkebunan pada tahun 2019 tercatat 4,71 persen menjadi 5,39 persen pada tahun 2020, dan pada akhir tahun 2021 menjadi 6,07 persen.

Selanjutnya kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor kehutanan pada 2019 tercatat sebesar 0,54 persen menjadi 0,55 persen pada tahun 2020 dan pada akhir tahun 2021 menjadi 0,56 persen.

Kontribusi sektor industri, perdagangan dan jasa relatif stabil. LPE industri di Kalsel mulai 2016 sampai tahun 2020 sebesar 4 persen dan diprediksi persentase yang sama pada akhir tahun 2021 mendatang. Demikian juga LPE Perdagangan mulai tahun 2016 – 2020 sebesar 8 persen dan persentase yang sama hingga akhir tahun 2021.

Kontribusi sektor pariwisata juga meningkat, ini ditunjukkan dari peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Pada 2016 tercatat jumlah pengunjung wisata ke Kalsel 753.059 orang dan terus meningkat hingga pada tahun 2020 menjadi 1.902.641 orang. Diprediksi akan meningkat terus hingga akhir tahun 2021 menjadi 2,4 juta lebih.

Peningkatan nilai investasi dalam aktivitas perekonomian Kalsel juga terlihat baik berupa penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. Berdasar data realisasi nilai investasi PMA dan PMDN di Kalsel pada tahun 2016 tercatat 7,1 trilyun dan meningkat terus menjadi 12 trilyun pada tahun 2020. Diprediksi hingga pada akhir tahun 2021 akan meningkat lagi menjadi 14,4 trilyun.

Berkat program revolusi hijau yang dicanangkan Paman Birin sejak awal menjabat Gubernur, indeks kualitas lingkungan hidup di Kalsel terus mengalami peningkatan sejak 2016. Pada 2016 tercatat nilai indeks kuallitas lingkungan hidup sebesar 60,05 dan terus meningkat hingga tahun 2020 menjadi 63,5 dan diprediksi akan meningkat lagi hingga akhir tahun 2021 dengan skor 64.

Secara rinci menurunnya kerusakan dan pencemaran lingkungan dapat dilihat dari berbagai indeks berikut. Indeks tutupan lahan di Kalsel pada 2016 sebesar 45 dan terus meningkat hingga tahun 2020 menjadi 47 dan diproyeksikan meningkat lagi hingga akhir tahun 2021 menjadi 47,5.

Indeks kualitas udara pada tahun 2016 tercatat dengan nilai 85 dan meningkat pada tahun 2020 menjadi 89, dan diprediksi akan meningkat lagi menjadi 90 pada akhir tahun 2021.

Indeks kualitas air juga terus meningkat dimana pada tahun 2016 tercatat dengan nilai 58 dan terus meningkat hingga tahun 2020 menjadi 60. Diproyeksikan pada akhir tahun 2021 indeks kualitas air akan meningkat menjadi 60,5. Advertorial/ Ahmad arya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini