Banjarbaru – Pemprov Kalsel melaksanakan Rapat Koordinasi Pemulihan Ekonomi Pasca Banjir di Ruang Rapat Syahrir YP Setdaprov Kalsel, Sabtu (20/2) siang. Rakor dipimpin oleh Penjabat Sekdaprov Kalsel Roy Rizali dan Kepala Bappeda Nurul Fajar Desira dan dihadiri pimpinan SKPD terkait penanggulangan dampak bencana banjir yang terjadi sejak pertengahan Januari 2021 lalu.
Usai Rakor, Kadis Perindustrian Kalsel Mahyuni mengungkap beberapa poin hasil Rakor terkait aksi pemulihan ekonomi pasca banjir yang akan dilakukan Pemprov Kalsel. “Pertama-tama, kita memetakan kerugian akibat bencana banjir khususnya sektor industri yang cukup berdampak pada perekonomian secara mikro,” ungkap Mahyuni melalui pesan WA kepada Jejakbanua.com.
Pendataan berupa kerusakan/kehilangan bahan baku, Kerusakan mesin yang bisa di service/perbaikan, Kerusakan mesin yang harus di ganti/rusak berat dan Rusaknya tempat/dapur/bengkel produksi (rusak ringan/masih bisa produksi rusak berat /tdk bisa berproduksi).
Kedua, terkait pendanaan, Pemprov Kalsel akan melakukan Refocusing anggaran di Dinas Perindustrian dan dana Dekon dari APBN.
“Kita Juga melakukan Konsultasi koordinasi kepada kementerian dan lembaga di pusat terkait upaya mendapatkan dana tanggap darurat bencana, kita coba komunikasi dengan Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian,” aku Mahyuni.
Selain itu, Pemprov Kalsel juga berharap bantuan dana Company Social Responsibility dari berbagai perusahaan yang beroperasi di Kalsel.
Namun ditekankan, langkah Pemprov ini juga harus didukung Pemerintah Kabupaten/kota yang Terdampak banjir. “Program Aksi pemulihan ekonomi dengan Refocusing anggaran sudah seharusnya dilakukan juga oleh Kabupaten/kota di Kalsel yang terdampak bencana banjir,” kata Mahyuni.
Dalam Rakor sebelumnya, Pj Gubernur Kalsel Safrizal menginstruksikan dalam 3 bulan ke depan harus ada aksi nyata agar progres pemulihan pasca banjir terlihat.
“Saya minta, ada kajian cepat,sehingga dalam 3 bulan ke depan ada progres,” pintanya.
Sementara terkait penyebab banjir di Kalsel, Kadis LHK Hanifah Dwi Nirwana beralasan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi bahkan masuk kategori ekstrem.
“Selain faktor hujan ektrem, Ada faktor lainnya yang juga memperparah terjadinya banjir di Kalsel,” aku Hanifah. Ary