Banjarbaru- Petani karet atau biasa disebut gatah di Provinsi Kalimantan Selatan bakal tersenyum manis. Pasalnya harga karet semakin membaik dalam beberapa pekan terakhir ini. Bahkan harga karet pekan ini terjadi kenaikan harga pada kadar karet kering (K3) hingga 100%, tembus antara Rp.21.500 -Rp.22.000,-. Sehingga harga ditingkat petani karet menjadi Rp.8.700 – Rp.11.000/kg tergantung Kadar Karet Kering yang dihasilkan.
Kadisbunnak Kalsel Hj drh Suparmi mengatakan ada beragam hal jadi pemicu kenaikan harga karet saat ini. “Diantaranya mulai membaiknya ekonomi dunia yang mendorong perbaikan sales otomotif, berkurangnya pasokan karet dunia akibat penyakit gugur daun dan serangan penyakit bercak daun (pestalotiopsis), spekulan karet serta pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan (aspal karet),” katanya baru-baru tadi di Banjarbaru.
Suparmi mengatakan bahwa Disbunnak selalu berupaya dan mendorong mutu karet petani Kalsel terus meningkat melalui upaya memperkuat Kelembagaan Petani Karet untuk bergabung dalam Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB). “Sehingga mutu hasil karet rakyat menjadi bersih dan harga ditingkat petani menjadi meningkat,” paparnya.
Sampai saat ini jumlah UPPB di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 152 unit. Tahun 2021 ini target pembentukan sebanyak 69 Unit, yaitu di Tabalong 17 unit, Balangan 3 unit, HST 5 unit, HSS 2 unit, Tapin 5 unit, Banjar 5 unit, Banjarbaru 1 unit, Tanah Laut 20 unit, Tanah Bumbu 5 unit, Kotabaru 3 unit, Batola 2 unit dan HSU 1 unit.
“Dengan luas karet di Kalsel 273.058 ha dan 90,05% merupakan perkebunan karet rakyat, perlu didukung jumlah UPPB sebanyak 650 unit, dan untuk pemenuhannya diperlukan dukungan dari Pemerintah pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Perkebunan dan Pemerintah Kabupaten wilayah karet,” papar Suparmi lagi. Wilayah penghasil karet di Kalsel antara lain kabupaten Tabalong, Balangan, Tanah Bumbu, Banjar, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut,Hulu Sungai Selatan dan Tapin. Ary