Banjarmasin – Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA menceritakan dirinya pernah mengelola media sendiri namun ia akhirnya menyerah dan hanya bertahan tiga tahun saja. Hal ini ia ungkap kala menghadiri Syukuran 50 Tahun Banjarmasin Post yang jatuh pada 2 Agustus 2021, di Gedung Djok Mentaya Banjarmasin, Senin (2/8)
“Saya tahu beratnya pa Rusdi, saya pernah membuat media, bikin majalah, jadi dirutnya, pimpinan umum merangkap pemrednya pernah. Tidak mudah. Saya mampu bertahan tiga tahun saja, setelah itu saya menyerah” cerita Safrizal di hadapan Pimpunan Umum BPost Gusti Rusdi Effendi AR didampingi Pimpinan Redaksi Musyafi, Pemimpin Perusahaan A Wahyu Indrianta, serta para staf dan wartawan Banjarmasin Group.
Karena itu, Safrizal memuji eksistensi koran tertua di Kalsel ini dalam menghadapi tantangan di era digital sekarang. Di usai 50 tahun, BPost dianggap cukup umur atau dewasa dalam mengarungi dunia pers di banua.
“Mampu bertahan dari media konvensial ke digital, is not easy. Sudah banyak media konvensional yang tidak segera menyesuaikan dirinya ke media digital, patah arang, harus membubarkan diri dan sebagainya. Berbeda dengan BPost di arena media yang dikuasai media digital, tetap eksis dan memiliki letak tersendiri di hati pembacanya,” puji Safrizal.
Memang ada perbedaan secara psikologi antara membaca digital dengan memegang koran ujar Safrizal. Tingkat kehati-hatian lebih tinggi walaupun sama-sama menjunjung tinggi kaidah jurnalistik.
Safrizal berpesan, wartawan atau media dituntut mampu memberikan kritik selain memberikan support (dukungan). Perlakuan media di Kalsel menurutnya berimbang dan suasana dirasakan kondusif saat ia betugas di Kalsel sebagai Pj Gubernur.
Jika yang dilakukan pemerintah positif, maka diberikan dukungan secara positif pula.
“Saya bangga sekali dengan BPost, saya kliping dan gunting semua berita sejak hari pertama saya di Banjarmasin dan rencana bikin buku perjalanan transisi tujuh bulan ini, mudah-mudahan kliping BPost banyak menghiasi buku yang akan diterbitkan,” ujarnya. (Sal/Ary)