Kementerian Agama Apresiasi Pembangunan Ponpes Seribu Tiang

0
1446

Banjarbaru – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalsel HM Thambrin memberikan apresiasi atas kerja keras Ustadz H Muhari atas upayanya membangun Ponpes Raudatul Muta’allimin Annahdliyah (RMA) atau dijuluki Ponpes Seribu Tiang yang terletak di Guntung Manggis Banjarbaru. “Dalam waktu kurang lebih setahun, sudah terbangun seperti  ini saya  kagum dengan upaya Ustadz Muhari dan para tokoh masyarakat di sini,” kata Thambrin saat mengunjungi lokasi Ponpes Seribu Tiang, Sabtu (25/9) siang.

Menurutnya merealisasikan pembangunan Ponpes itu tak mudah karena perlu kekuatan spiritual yang tinggi. “Ponpes itu punya fungsi tarbiyah, dakwah serta pemberdayaan dan ekonomi keumatan,” kata Thambrin.

Karena itu ia salut dengan keberadaan Ponpes RMA yang hadir di lokasi yang strategis  di Kota Banjarbaru. 

Thambrin optimis pembangunan Ponpes RMA atau Seribu Tiang ini dapat diselesaikan dalam beberapa tahun mendatang. “Kita doakan semoga pembangunan Ponpes Seribu Tiang ini dapat diselesaikan,” doa Thambrin.

Dalam kesempatan kunjungan itu Kakanwil Kemenag Kalsel juga menyerahkan secara simbolis kepada Ustadz H Muhari selaku pimpinan Ponpes RMA berupa Piagam Direktoral Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia yang menetapkan izin operasional Penyelenggaraan Pendidikan Ponpes Tahfidzul Quran Raudlatul Mutaallimin Annahdliyah (RMA) Guntung Manggis Banjarbaru Kalsel, melalui SK nomor 1667 tahun 2021, tanggal 28 Juni 2021.

SK yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Muhammad Ali Ramadhani itu, menjelaskan bahwa Ponpes RMA, berhak menyelenggarakan pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat dengan mengimplementasikan nilai nilai Islam rahamatan lil alamin, dengan menjunjung tinggi nilai nilai pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Sementara Ustadz Muhari menyampaikan pembangunan Ponpes Seribu Tiang ini telah dilaksanakan sejak peletakan batu pertama oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor pada Agustus 2020 lalu. “Hingga kini kita sudah mampu membangun lantai satu dari tiga lantai yang direncanakan,” kata Muhari.

Kenapa Ponpes disebut seribu tiang karena bangunannya banyak memiliki tiang. 

Ponpes berhasil dibangun pada tahap sekarang tanpa ada bantuan pemerintah sepeserpun. “Bangunan Ponpes ini dari dana umat hasil zakat infaq dan shadaqah yang kita galang secara mandiri, ada juga bantuan dari Baznas, namun dari pemerintah belum ada,” kata Muhari.

Karena itu ia berharap bantuan dari pemerintah provinsi maupun kota dapat direalisasikan di tahun anggaran berikutnya. “Kita sudah mengajukan proposal namun karena ada Refocusing untuk penanganan Covid, pemerintah belum bisa mencairkan bantuan,” kata Muhari.

Untuk menyelesaikan bangunan Ponpes memerlukan dan kisaran Rp 1,5 M termasuk untuk pembebasan lahan di kanan kiri bangunan yang sudah ada.

Ponpes RMA sendiri dibangun sejak dua tahun yang lalu tepatnya tahun 2019. Hingga kini menampung santri sekitar 100 orang mulai dari jenjang ibtidaiyah, tsanawiyah hingga aliyah.

“Sementara untuk kelas khusus yaitu Tahfizhul Quran dilaksanakan sore hari, ditambah kegiatan ekstra seperti silat pagar Nusa NU,” jelas Muhari. Ary

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini