Banjarbaru – Pemerintah Provinsi Kalsel bakal mengandalkan 5 Geosite di kawasan Taman Bumi Meratus atau Geopark Meratus agar mendapatkan pengakuan dari badan PBB UNESCO sekaligus menjadi salah satu UNESCO Global Geopark (UGG). “Direncanakan kita akan mengusulkan Geopark Meratus untuk terdaftar di UNESCO, ada 5 Geosite dari sekian banyak Geosite di kawasan Geopark Meratus yang akan kita ajukan,” kata Kadis Pariwisata Kalsel Syarifuddin didampingi Kepala Bappeda Kalsel Fajar Desira, Senin (4/10) di Amanah Borneo Park Banjarbaru usai penutupan ajang Aerial videography and photography competition tingkat nasional.
Diterangkan Syarifuddin, 5 Geosite yang diajukan tim Geopark Meratus Kalsel adalah Geosite Tahura Sultan Adam di Kecamatan Karang Intan Kabupaten Banjar, Geosite Tanjung Dewa di Desa Tanjung Dewa Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut, Geosite Gunung Besar di Desa Batu Besar Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Tanah Bumbu, Geosite pendulangan Intan Pumpung Desa Sei Tiung Kecamatan Cempaka Banjarbaru dan terakhir Geosite Pantai Sekoyang Desa Semisir Kecamatan Pulau Laut Tengah Kabupaten Kotabaru.

Menurut Syarifuddin, proses pendaftaran Geopark Meratus ke UNESCO tersebut sudah memasuki tahap akhir dimana tim Geopark Meratus Kalsel telah mempersiapkan persyaratan yang diperlukan. Penilaian direncanakan akan dilakukan UNESCO pada tahun 2022 mendatang.
“Kita optimis Geopark Meratus akan diterima di UNESCO sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) tahun depan,” kata Syarifuddin.
Optimisme itu beralasan pasalnya, bebatuan geologi yang ditemukan di Geopark Meratus umurnya lebih tua dibandingkan daerah lain di Indonesia. Contohnya bebatuan di Geopark Meratus lebih tua dibandingkan bebatuan di kawasan UNESCO Global Geopark Gunung Sewu yang terbentang di tiga provinsi yaitu Gunung Kidul Yogyakarta, Wonogiri Jawa Tengah dan Pacitan Jawa Timur. Ary