Barabai – Sebanyak 6 kabupaten di Kalimantan Selatan terdampak bencana hidrometeorologi pada 28 November 2021. Sepanjang tahun 2021, ini kali kedua banjir besar terjadi di Kalsel setelah awal Januari lalu.
Data Tagana Kalsel Minggu (28/11) menunjukkan banjir dan longsor terjadi di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Balangan, Hulu Sungai Tengah (HST), Tabalong, Banjar hingga Hulu Sungai Utara (HSU).
Pantauan Jejakbanua.com banjir skala cukup besar secara bersamaan terjadi di wilayah HST dan HSS pada Minggu (28/11) pagi. Banjir di HST meliputi wilayah Kecamatan Barabai, Haruyan dan Hantakan. Sementara di HSS banjir menerjang Loksado, Padang Batung hingga masuk wilayah Kota Kandangan.
Sementara banjir di 4 kabupaten lainnya terjadi di beberapa titik pedesaan. Yaitu di Balangan terjadi di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi, Juai, Awayan dan Halong. Di Tabalong terjadi di Desa Lumbang, Kambitin, Bintang Ara hingga Bongkang. Di Kabupaten HSU banjir terjadi wilayah Desa Danau Terate Banjang sementara di Kabupaten Banjar banjir menggenangi wilayah Sungai Lurus Sambung Makmur dan Mangkauk Pengaron.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bergerak cepat memberikan instruksi melalui Dinas Sosial (Dinsos) untuk memberikan bantuan darurat kepada masyarakat yang terdampak bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah.
Kepala Seksi Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Dinas Sosial Kalsel, Achmadi, mengatakan sesuai arahan Paman Birin, Dinsos Kalsel melaksanakan tanggap darurat bencana banjir di berbagai kabupaten/kota terdampak diantaranya memberikan bantuan barang persediaan seperti tenda, matras, makanan anak, food ware, selimut, peralatan dapur, kasur dan lainnya.
“Saat kejadian mengirimkan Tim Rescuer Tagana dengan peralatan evakuasi perahu karet..alat vertical rescue, 5 orang Rescuer ke HST sejak awal kejadian,” kata Achmadi.
Kemudian mendirikan dapur umum di Balangan tepatnya kantor kecamatan Juai sebanyak 1500 paket makanan siap saji perhari. Di HST dapur umum dibuka di stadion Mandingin untuk 1000 paket makanan siap saji setiap kali makan ( 3 kali sehari ).
Menurutnya, banjir terjadi akibat curah yang tinggi di daerah pegunungan. Dilaporkan akibat curah hujan tinggi berakibat meluapnya beberapa sungai di daerah kaki pegunungan Meratus seperti Loksado, Paringin hingga Hantakan.
Air meluap sekitar jam dua pagi, hingga menggenangi jalan serta rumah warga yang ada di sekitar dekat sungai.
“Tinggi air bervariasi antara 30 cm sampai 1,5 meter,” katanya.
Achmadi menyebutkan, banjir di HSS meliputi Desa Loksado, Desa Tanuhi, Desa Hulu Banyu, Desa Kandihin, Desa Malilingin, dan Desa Hulu Paringan.
“Tanah longsor juga terjadi di HSS, yaitu di Desa Hulu Banyu dengan tiga titik lokasi, Desa Haratai dengan satu titik lokasi dan Desa Tumingki dengan satu lokasi longsor,” ucap Achmadi.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Tagana Kalsel, sebanyak 161 rumah yang terdiri dari 898 KK dan 2.670 jiwa terdampak bencana yang terjadi di Kabupaten Balangan, HST dan Tabalong.
“Untuk di Kecamatan Halong, diakibatkan curah hujan tinggi mengakibatkan air sungai meluap. Di HST warga mengungsi di SMAN 1 Barabai 150 jiwa, Gedung Juang 150 jiwa, Langgar Al Ahyar 75 jiwa, Masjid Shulaha 70 jiwa,” tambah Achmadi.
Untuk kondisi terkini, Achmadi mengatakan Lapangan Dwiwarna di HST tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda dua maupun roda empat dikarenakan air meluap. Ary