Tanpa Uang, Pemuda Tabalong Kalsel Ini Nekat Keliling Indonesia Jalan Kaki

0
4469

BANJARMASIN – Hampir setahun sudah Muhammad Fini meninggalkan kampung halamannya Muara Uya Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Fini adalah salah seorang warga Banua yang nekat berkeliling Indonesia, bahkan hanya dengan berjalan kaki dan memulai perjalanannya pada 22 Februari 2021.

Selain hanya berjalan kaki, Fini menjelajah Nusantara tanpa membawa uang, dari satu kota ke kota lainnya selain berjalan kaki dia mengandalkan tumpangan.

“Saya berangkat tidak membawa uang sepeser pun. Di jalan kadang cari tumpangan, baik pickup, mobil maupun truck,” ujar Fini seraya menerangkan bahwa dirinya bertolak dari Pelabuhan Trisaksi dengan menumpang truck.

Sesampainya di Surabaya, Fini kemudian menyambangi berbagai kota yang ada di Pulau Jawa bahkan sampai Bali.

Selanjutnya Fini juga menyeberang ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Bahkan Fini berhasil sampai ke perbatasan Indonesia-Timor Leste juga.

Dijelaskan Fini, dirinya sempat menginjakkan kaki sekitar dua pekan di Sorong, Papua bahkan terlantar.

“Dua minggu terlantar dan tidur di pelabuhan di Sorong, dan peralatan memasak saya bahkan sampai dicuri di sana,” kata pria berusia 21 tahun ini, sebagaimana dilansir banjarmasinpost.co.id

Fini menerangkan dirinya ke Papua, tidak lain ingin mendatangi perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Saat ini Fini sedang berada di Manado hampir sepekan sudah, dan dirinya masih berambisi menuju perbatasan Indonesia-Papua Nugini.

Selama menjalankan misinya berkeliling Indonesia, Fini menerangkan kerap dirinya mendapatkan bantuan dari orang-orang yang ditemuinya.

“Alhamdulillah ada saja biasanya yang membantu, baik itu memberi uang, memberi makan, rokok sampai tumpangan untuk menginap. Dan yang penting saya tidak mencuri,” katanya.

Apabila sudah lelah berjalan kaki di suatu daerah, Fini mengaku dirinya biasa tidur di mana saja, misalnya SPBU, Masjid hingga emperan rumah orang.

Terkait hal ini, Fini mengaku sempat mendapatkan perlakuan kurang mengenakkan saat berada di NTT, karena dianggap orang tidak waras alias gila.

“Waktu di Kupang itu saya dikira tidak waras, bahkan saya sampai diusir padahal cuma mau istirahat rebahan di emperan rumah orang kemudian didatangi warga. Tapi saya sabar saja dan tidak emosi karena saya tidak gila benaran,” katanya.

Disinggung mengenai alasan dirinya berkeliling Indonesia hanya dengan berjalan kaki, Fini menerangkan karena tekad kuatnya untuk mengenal adat istiadat dan budaya Nusantara.

“Saya ingin mengenal adat istiadat dan budaya di berbagai wilayah di Indonesia,” pungkasnya.

Sumber dan foto : banjarmasinpost.co.id

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini