Senin, Maret 17, 2025
BerandaEkonomi & BisnisKenaikan Harga Daging di Jawa Belum Berdampak Signifikan di Kalsel

Kenaikan Harga Daging di Jawa Belum Berdampak Signifikan di Kalsel

Banjarbaru – Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan, Suparmi bersama Tim melaksanakan Monitoring Ketersediaan dan Harga Daging Sapi dan Ayam Ras ke Beberapa Pasar Tradisional dan Modern. Jum’at (4/3).
.
Monitoring dilaksanakan pada beberapa lokasi pasar tradisional dan pasar modern yang ada di Kota Banjarmasin (Pasar Sentra Antasari, Pasar Kuripan, Lotte Mart dan Hypermart), Kota Banjarbaru (pasar Bauntung dan Hypermart) dan Kabupaten Banjar (Pasar Sekumpul dan Pasar Batuah).
.
Suparmi menjelaskan, bahwa monitoring ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui ketersediaan dan kemungkinan terjadinya kenaikan harga daging sapi dan ayam ras di Provinsi Kalimantan Selatan akibat terjadinya kenaikan harga daging sapi di Pulau Jawa.
.
Kondisi harga daging sapi dan ayam ras di Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar untuk harga daging sapi segar di ketiga lokasi tersebut pada pasar tradisional rata-rata dengan kisaran harga Rp.130.000,- sd. 140.000,-, per kilogram, sedangkan pada pasar modern harga daging beku pada kisaran harga 129.500.- sd. 134.900,-. per kilogram.
.
Untuk harga daging ayam pada pasar tradisional pada kisaran harga Rp. 35.000,- (berat 0,7 kg) sd. Rp.65.000,- (berat 1,8-2 kg), sedangkan pada pasar modern harga daging ayam pada kisaran harga Rp. 36.900 (berat 0,8 kg) sd. Rp. 48.000,- (0,9 – 1 kg).

“Kenaikan harga daging sapi yang terjadi di pulau Jawa belum terlalu berdampak pada kenaikan harga daging sapi di Provinsi Kalsel,” terang Kadisbunnak Kalsel Suparmi.
Sedangkan ketersedian daging sapi dan daging ayam ras cukup dengan kenaikan harga yg tidak terlalu signifikan dan bersifat situasional berkaitan dengan giat keagamaan dan relatip masih terjangkau oleh daya beli masyarakat konsumen.

“Tindak lanjut dari kegiatan ini akan dilakukan pengawasan dan monitoring secara berkala dengan melibatkan beberapa stakeholder terkait,” kata Suparmi. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga yang tidak wajar serta langkah-langkah dan kebijakan untuk solusinya.***

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments