Banjarbaru – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalsel melakukan high level meeting di Sekretariat Daerah Provinsi setempat di Banjarbaru pada Kamis (31/3).
Rapat tersebut dihadiri Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Kepala Bulog Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, dan pejabat terkait lainnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menyebut, di awal rapat mengemukakan, selain cuaca ekstrem dan aksi mogok sopir, kelangkaan bahan bakar minyak jenis solar, berpotensi menaikan harga kebutuhan pokok di bulan ramadhan 1443 H dan lebaran 2022 nanti.
Diketahui, BBM jenis solar digunakan para sopir truk untuk mendistribusikan barang atau kebutuhan pokok seperti gula, tepung, minyak goreng, bawang, cabai, dan sebagainya.
Jika para sopir sulit mendapatkan solar atau terlalu lama waktu yang mereka perlukan, bukan mustahil, barang yang dibawa lebih mahal dijual pedagang.
“Karenanya perlu sinergi semua pihak terkait untuk mengantisipasi agar harga bahan kebutuhan pokok tidak naik nantinya, ” ujar Birhasani.
Sementara, Gubernur Kalsel dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan, seperti pengalaman tahun sebelumnya, setiap bulan ramadhan, terjadi kenaikan harga, sehingga perlu upaya antisipasi seperti pantauan ketersediaan bahan pokok, pasar murah hingga tindakan terhadap aksi penyelewengan oleh oknum-oknum. (sal/adpim)