Banjarbaru – Puluhan ekor sapi di Kalimantan Selatan (Kalsel) dipastikan terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pernyataan itu disampaikan Kepala Balai Veteriener Banjarbaru, drh Putut Eko Wibowo, Jumat (27/5/2022).
Dia merincikan, berdasarkan hasil monitoring dan survei klinis, jumlah sapi ternak yang terinfeksi PMK di Kalsel saat ini sebanyak 39 ekor.
Sebanyak 6 ekor di Desa Pandulangan, Kabupaten HSU, dan 33 ekor sapi di Desa Bumi Jaya, Kabupaten Tanah laut. Sedangkan 11 kabupaten/kota sisanya masih aman.
“Saya kira untuk derah lain di Kalsel masih aman dari PMK. Selain sapi, kambing yang kena PMK juga ada. Tapi sekarang sudah dinyatakan sembuh,” jelasnya.
Namun, jumlah tersebut berbanding jauh dengan data yang dirilis oleh Kementerian Pertanian RI.
Bahwa sebanyak 71.831 ekor hewan ternak di Kalimantan Selatan yang terjangkit penyebaran Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK).
Eko menegaskan puluhan ribu hewan ternak yang ada di data tersebut bukanlah hewan yang positif PMK.
“Itu adalah angka populasi ternak yang di dua kabupaten tadi. Kalau yang positif PMK hanya 6 ekor di HSU dan 33 di Tanah Laut,” tukasnya.
Dia pun menekankan agar masyarakat tidak perlu takut ketika membeli hewan ternak seperti sapi, kambing, domba dan kerbau untuk dijadikan hewan kurban.
“Tidak perlu khawatir, aman, PMK ini tidak menular ke manusia,” tandasnya Eko.
Soal dihentikannya untuk sementara distribusi pasokan ternak dari Provinsi Jawa Timur. Baik itu jenis sapi maupun hewan ternak lainnya. Eko menyebut untuk kebutuhan hewan kurban tetap aman.
“Pasokan sapi dari pulau lain ini bisa saja masuk asal memenuhi syarat melalui skreening dan harus melewati karantina dulu sebelum dikirim ke Kalsel, setibanya di Kalsel, sapi-sapi itu juga kembali melewati karantina dan pemeriksaan klinis sebelum masuk tempat penampungan dan disebarkan untuk dijual ke masyarakat,” pungkasnya. Diy