Jejakbanua.com, Banjarmasin : Kasus penyakit Tuberkulosis (TBC) saat ini menjadi perhatian serius pemerintah indonesia. Karena negara ini menempati urutan kedua terbanyak jumlah penderitanya setelah India.
Secara Nasional Indonesia telah menargetkan untuk mengeliminasi dan bebas kasus TBC pada 2030.
Untuk di Kalimantan Selatan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel dr Diauddin mengungkapkan, saat ini baru ditemukan 7.556 Kasus, jumlah tersebut ditarget menjadi sebanyak 16.080 kasus Bisa ditemukan. Sebagai dukungan terhadap Program Nasional eliminasi kasus TBC tahun 2030
“Masih banyak kasus TBC yang masih belum ditemukan di Kalsel,”katanya.
Menurutnya, perlu keterlibatan bersama untuk menuntaskan TBC di Kalsel, seperti peran seluruh fasilitas kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
Untuk pendekatan dan edukasi, sehingga pasien TBC dapat ditemukan dan diobati sesuai standar serta tercatat dalam sistem infomasi program TBC nasional.
“Perlu adanya dukungan, kordinasi lintas sektoral dalam upaya menekan angka kasus TBC sehingga diharapkan 2030 nanti kita akan bebas TBC,” katanya.
Ditambahkan, Pengelola program TB Dinkes Kalsel Risna Wati mengatakan, kasus TBC harus segera ditemukan, sebab semakin banyak ditemukan akan mudah untuk diobati sehingga tidak menularkan kepada orang lain.
Dia menghimbau Kepada masyarakat untuk tidak segan melapor ke fasilitas kesehatan jika memiliki gejala TBC. Seperti Batuk kadang kadang dengan bercak darah, yang berlangsung lama, 3 minggu atau lebih. Penurunan berat badan, berkeringat di malam hari, dan demam.
“Segera datang ke fasilitas pelayanan kesehatan jika memiliki gejala itu, sehingga tidak menularkan kepada orang lain,” jelasnya.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menargetkan mulai Januari tahun 2023 pemeriksaan TBC harus mencapai 60.000 kasus per bulannya. Upaya ini dilakukan untuk mendukung eliminasi TBC tahun 2030. (RRI)