Jejakbanua.com, Kandangan – Bukit Langara terletak di Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), tepatnya di Desa Lumpangi. Keindahan Bukit Langara sudah dikenal di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan bahkan luar daerah. View spektakuler pegunungan meratus dari puncak dan bahkan terlihat jelas aliran Sungai Amandit membelah hutan di kaki bukit.
Keindahan Gunung Kantawan juga terlihat dari puncak Bukit Langara.
Akses yang mudah dari kota Kandangan, membuat bukit ini kerap menjadi destinasi wisata bila ke HSS.
Bukit Langara ditetapkan sebagai salah satu situs Geopark Meratus yang sedang diajukan sebagai Unesco Global Geopark.
Menurut Kepala Bidang Geologi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalimantan Selatan Ali Mustofa, batu kapur yang berada di Bukit Langara merupakan jenis batu gamping yang tercipta sekitar 180 juta tahun.
“Batu kapur tersebut merupakan yang tertua di wilayah ini,” katanya sebagaimana dikutip Antaranews Kalsel.
Batu di Bukit Langara ada sejak zaman kapur. Awalnya hanyalah batuan yang terbentuk di laut, hasil pengendapan hewan laut jenis orbitulina.
Batu ini sudah terbentuk sejak lempeng benua Australia yang bergerak dan menumbuk lempeng Sunda Land yang sekarang berada di lingkungan bersama dengan ofiolit Meratus.
“Batuan ini sama persis seperti batu gamping yang ada di Australia, rupanya saat jutaan tahun lalu, batu Australia ini migrasi atau terpental ke Bukit Langara ini,” tuturnya.
Batu Langara dari hasil penelitian geologi justru adalah binatang kerang yang membatu, unik dan menarik bagi para peneliti, untuk mengetahui asal muasal bumi sejak ratusan juta tahun yang lalu.
Batu kerang semacam ini, kata dia, tak mungkin hasil pembekuan kawasan sungai atau kawasan danau, ini pasti dari laut dalam karena berupa kerang. Ary