Sebuah alat penumbuk purun besar di kampung purun Palam
Jejakbanua.com, Banjarbaru – Kampung purun di kelurahan Palam Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, merupakan salah situs dari 54 situs Geopark Meratus yang ditetapkan Badan Pengelola Geopark Meratus Kalimantan Selatan.
Berawal dari sekelompok warga mencoba membuat kerajinan anyaman dari bahan baku purun, akhirnya kini terus berkembang dan bisa dikatakan satu kampung menggeluti usaha serupa di samping pekerjaan lainnya.
Kampung Purun ini terdiri dari kelompok masyarakat yang memproduksi produk-produk anyaman purun dijual didepan rumah warga. Selain itu kampung purun juga menjadi wisata kuliner sembari bisa langsung melihat proses pengayaman purun oleh pengrajin dan melihat tanaman purun langsung di belakang rumah warga.
Tanaman purun diolah menjadi tikar (alas duduk), bakul, tas, topi purun, tempat tisu, tempat botol minuman, dan produk lainnya, para pengrajin juga menerima pesanan anyaman purun sesuai permintaan pembeli, anyaman purun ini dijual dengan harga variatif dari harga Rp 8 ribu sampai Rp 200 ribu.
Dalam proses pembuatan anyaman purun, purun dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Purun yang sudah kering kemudian ditumbuk penumbukan dalam jumlah banyak, akan menggunakan mesin penumbuk purun yang tersedia, namun apabila hanya sedikit pengrajin menumbuk secara tradisional mereka menumbuk sendiri menggunakan alat penumpuk kayu ulin.
Alat penumbuk purun yang berukuran besar itu diletakkan di tengah kampung purun digerakkan dengan mesin diesel.
Selain membuat produk purun, warga setempat juga berprofesi sebagai petani.
Purun merupakan rumput sejenis mensiang atau mendong yang kerap tumbuh liar di dekat air atau rawa.
Di Kampung Purun, rumput ini banyak terdapat di daerah rawa dan bekas galian perusahaan di wilayah Kelurahan Palam dan sekitarnya. Ary