Jejakbanua.com, Banjarbaru – Ada anggapan selama ini pulau Kalimantan bebas bencana gempa bumi. Namun ternyata anggapan itu keliru.
Hal ini terungkap dalam rapat internal Tenaga ahli Gubernur Kalsel, jajaran Pemprov Kalsel bersama BMKG Kalsel merespon gempa yang terjadi beberapa kali di Kalsel, Banjarbaru, Kamis (29/2/2024) siang di kantor Setdaprov Kalsel.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala BPBD Kalsel R Suria Fadliansyah diwakili Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi dan Kabid Kedaruratan dan Logistik Pormadi Dharma mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan membuat Surat Edaran Gubernur Kalsel kepada Bupati dan Wali Kota terkait kewaspadaan bencana gempa.
“Surat edaran tersebut sebagai dasar dalam mengambil kebijakan guna melakukan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana gempa,” kata bambang kepada jejakbanua.com.
BPBD Kalsel sudah melakukan upaya dini terkait ancaman bencana gempa dengan mengedukasi pelajar jenjang sekolah usia dini hingga menengah atas mengenai mitigasi bencana gempa bumi.
Dikatakanya, melalui edukasi ini para pelajar dan guru serta staf di sekolah mampu mengetahui beragam bencana yang terjadi di sekitar dan cara mengevakuasinya.
“selain itu BPBD Kalsel mengaktifkan sistem peringatan dini bencana secara berjenjang hingga tingkat desa,” kata Bambang.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan (BMKG) Goeroeh Tjiptanto mengatakan, anggapan Kalimantan bebas gempa ternyata keliru.
Berdasarkan data BMKG, sebelum gempa di Kabupaten Banjar dengan magnitudo 4,8 dengan kedalaman 10 Km pada 13 Februari 2024 ternyata Kalsel pernah diguncang gempa di Pulau Laut Kotabaru dengan berkekuatan magnitudo 5,8 pada 5 Februari 2008.
Bahkan Kalsel pernah mengalami Tsunami di wilayah Pulau Samber Gelap tanggal 16 Maret Tahun 1917 dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter yang menimbulkan kerusakan parah di Pantai Pagatan.
Goeroeh Tjiptanto pun menyarankan agar pembangunan rumah di banua meniru Jepang.
“Kami menyarankan, membangun rumah seperti di Jepang, harus lulus uji tahan gempa,membangun rumah seperti itu tidak sembarangan,” katanya.
Selain itu, pentingnya edukasi kepada masyarakat apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana terutama di media sosial. Ary