Minggu, Oktober 6, 2024
BerandaHukumSesar Meratus Aktif, BMKG Rekomendasi BPBD Kalsel Lakukan Mitigasi Gempa

Sesar Meratus Aktif, BMKG Rekomendasi BPBD Kalsel Lakukan Mitigasi Gempa


Jejakbanua.com, Banjarbaru – BMKG Stasun Geofisika Kelas III Balikpapan merespon positif upaya aktif dari BPBD Kalsel yang melaksanakan audiensi dengan pihaknya pada tanggal 7 Maret 2024 lalu di Kantor Stasiun Geofisika Balikpapan terkait mitigasi bencana gempabumi yang akhir-akhir ini terjadi di wilayah Kalimantan Selatan.
“Pihak BMKG Balikpapan menyambut baik BPBD Kalsel yang langsung datang untuk audiensi terkait upaya penanggulangan gempa bumi yang belakangan terjadi,” kata Kepala BPBD Kalsel R Suria Fadliansyah diwakili Kabid kesiapsiagaan dan pencegahan bencana Bambang Dedi Mulyadi MAP, Kamis (14/3/2024) saat ditemui jejakbanua.com, di Banjarbaru.
Menurut Bambang, upaya BPBD Kalsel dalam menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan semua pihak dalam penanganan bencana sesuai arahan Gubernur Kalsel Paman Birin.
“Sesuai arahan Gubernur Kalsel, BPBD menjalin koordinasi dengan stake holder terkait dalam upaya penanganan bencana salah satunya bergerak cepat menjalin komunikasi dengan BMKG terkait gempa bumi,” katanya
Berdasar penjelasan BMKG terkait fenomena gempabumi di Kalsel pada akhir bulan Januari 2024 hingga saat ini, merupakan aktivitas dari Sesar Meratus yang membujur dari utara – selatan sepanjang Kalimantan Selatan, tepatnya disekitar Pegunungan Meratus yang diperkirakan memiliki Panjang sekitar 100 -110 km.
Sesar Meratus merupakan sesar aktif, walaupun tidak seaktif sesar-sesar yang ada diwilayah Indonesia lainnya, tetapi ini merupakan ancaman yang nyata.
“Fenomena gempabumi merupakan peristiwa berulang, dimana suatu saat setelah batuan tidak dapat menahan gaya/stress akan me-realese lagi energinya atau terjadi gempabumi kembali,” jelas Bambang.
Berdasarkan poin itulah maka BMKG mengirim surat rekomendasi agar dilakukan upaya mitigasi untuk meminimalkan kerugian yang ditimbulkan, baik mitigasi struktural maupun non struktural (terlampir).
“Mitigasi struktural (fisik) seperti Rumah Tahan Gempa, rekomendesi bahan bangunan dari kayu ataupun dari bambu serta memasukan koefisien seismik dalam perencanaan untuk
bangunan fasilitas umum serta Gedung bertingkat,” terang Bambang.
Kemudian Pemasangan Sarana dan Prasarana diseminasi informasi gempabumi dan
tsunami seperti rambu-rambu Evakuasi, Jalur Evakuasi, Tempat Evakuasi Akhir, serta Sirine sebagai penanda datangnya bahaya.
Sementara Mitigasi Non Struktural (non Fisik) seperti Perda yang mengatur tatakelola lingkungan yang berbasis mitigasi, dengan
mikrozonasi, atau pemetaan bahaya guncangan gempabumi disuatu wilayah.
“Terakhir BMKG merekomendasi Edukasi terkait mitigasi kepada semua masyarakat termasuk siswa/i sekolah termasuk simulasi/drill,” terang Bambang.
Sebagian poin rekomendasi BMKG sudah kita laksanakan seperti edukasi kepada masyarakat dan para siswa sekolah. “Rekomendasi BMKG ini akan ditindaklanjuti dengan minta arahan Gubernur Kalsel serta menjalin koordinasi dengan dinas terkait lingkup Pemprov Kalsel serta stake holder lainnya,” pungkas Bambang. Ary

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments