Tuntaskan Covid, Pemprov Kalsel Anggarkan Rp 700 Milyar

0
832

Kandangan – Dalam rangka percepatan penuntasan pandemi Covid 19, Pemprov Kalsel menyiapkan anggaran sebesar Rp 700 miliar. Hal itu diungkap wakil ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Hanif Faisol Nurofiq saat lawatan Monitoring dan evaluasi penanganan Covid Banua Enam di Pendopo kabupaten HSS, Kandangan baru-baru tadi.

“Pemprov Kalsel menyiapkan anggaran Rp 700 milyar untuk menangani Covid melalui tiga sektor yaitu darurat kesehatan, sosial dan dampak ekonomi,” ungkap Hanif dihadapan Bupati HSS Ahmad Fikry dan jajaran gugus tugas setempat.

Anggaran bernilai fantastis tersebut diambil dari APBD 2020 setelah dilakukan realokasi kegiatan sesuai arahan Gubernur Kalsel. Hal ini menunjukkan keseriusan Pemprov Kalsel dalam menuntaskan wabah Covid di banua.

Hanif juga memaparkan dari dana Rp 700 milyar yang sudah disiapkan baru terpakai kisaran Rp 70 milyar.

“Saat ini dana yang sudah terpakai sekitar Rp 70 milyar dari Rp 700 miliar yang telah dianggarkan,” ungkap Hanif yang juga kepala pelaksana BPBD Provinsi Sekaligus Kepala Dinas Kehutanan Kalsel.

Anggaran Covid itu nantinya juga untuk membantu pendanaan untuk peningkatan layanan kesehatan di rumah sakit kabupaten kota se Kalsel. “Mengantisipasi peningkatan jumlah pasien Covid, seluruh kabupaten kota di Kalsel agar menyiap ruang isolasi di rumah sakit daerah serta menyediakan gedung karantina khusus bagi orang tanpa gejala namun positif Covid,” pinta Hanif.

Gugus tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kalsel mentargetkan pada Bulan Agustus kasus positif Covid mulai mengalami penurunan. Pasalnya dalam waktu dua bulan ke depan akan dilakukan Tracking, tracing serta testing massal di kabupaten kota se Kalsel secara serentak.

“Dimungkinkan dengan meningkatnya kegiatan epidemiologi di lapangan tersebut maka kasus Covid akan mencapai puncaknya diperkirakan Juni atau Juli mendatang,” analisa Hanif. Karena itulah diprediksi Bulan Agustus kasus positif akan menurun setelah mencapai puncak di saat giat epidemologi berlangsung yakni Juni dan Juli.

Diakuinya kegiatan epidemiologi membutuhkan dana cukup besar di lapangan. Namun mau tak mau itu harus dilakukan untuk keselamatan seluruh warga dari terpapar Covid 19. Ary

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini