Perkebunan Sawit Kalsel Didorong Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

0
905

Banjarbaru – Pemerintah pusat terus mendorong daerah untuk mengembangkan sektor perkebunan. “Tadi secara virtual, Presiden RI Jokowi mendorong daerah – daerah perkebunan seperti di Kalsel untuk terus meningkatkan produktivitas dan diversifikasi demi menjaga ketahanan pangan daerah, khususnya perkebunan kelapa sawit yang merupakan penyumbang devisa nomor dua setelah tambang,” kata Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel drh Suparmi, usai mendampingi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor menghadiri Raker Pembangunan pertanian 2021 secara virtual di Command Center Pemprov Kalsel di Banjarbaru, Senin (11/1) siang.

Menurut Suparmi, dalam arahannya presiden juga minta program diversifikasi dari pemerintah pusat untuk sektor perkebunan sawit terus dilakukan agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dan menjadi nilai tambah khususnya bagi para pekebun. Diantaranya program yang telah dilaksanakan. Program seribu desa sapi, integrasi sawit sapi, peremajaan sawit rakyat atau PSR, maupun tumpang sari sawit.

Menurut Suparmi, Harga satuan TBS kelapa sawit di Kalsel terus membaik saat ini sehingga diharapkan dapat menggairahkan pekebun untuk meningkatkan produktivitas.

Disbunnak Kalsel per akhir Desember 2020, menetapkan harga tertinggi TBS kelapa sawit  dengan umur tanaman 20 tahun sekitar Rp 1.900 lebih. Sedangkan level terendah dengan umur tanaman 3 tahun berkisar Rp 1.400 per TBS.

Sementara harga CPO berkisar Rp 9.407 dan harga inti sawit Rp 4752. Sedangkan indeks K di Kalsel lumayan tinggi 87,98 persen. Sementara harga inti sawit juga lumayan tinggi yaitu Rp 4752 per kilogramnya.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam arahannya juga  mendorong perkembangan perkebunan di Kalsel khususnya sawit. Selain meningkatkan pendapatan masyarakat, juga menyerap tenaga kerja serta menjadi tolok ukur pertumbuhan ekonomi daerah.

Namun Paman Birin berharap dengan berbagai keuntungan yang didapatkan, dalam penanaman kelapa sawit dapat  memperhatikan kelestarian lingkungan, sehingga perkebunan dapat lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Saat ini Disbunnak Kalsel terus melaksanakan program peremajaan sawit rakyat (PSR)  dengan target PSR pada 2021 seluas 5000 hektar lebih. Pengembangan tumpang sarik juga digalakkan  di berbagai perkebunan kelapa sawit milik masyarakat maupun perusahaan. Manfaatnya banyak bagi pekebun, selain bernilai ekonomi saat masa tunggu panen tanaman utama kelapa sawit, dengan adanya tumpang sari juga bisa dijadikan pakan ternak sapi.

Sementara Program Integrasi Sawit-Sapi bertujuan untuk mendukung peningkatan populasi sapi potong, karena dengan adanya integrasi Sawit-Sapi tersebut, keterbatasan pakan dapat dipenuhi dari pengelolaan limbah sawit, dengan memanfaatkan pelepah sawit sebagai pakan sapi dan limbah sapi (kotoran) sebagai pupuk tanaman sawit.

Kalsel memiliki potensi pengembangan sawit sapi karena memiliki luas tutupan kebun sawit mencapai lebih dari 500 ribu hektar atau secara statistik 426 ribu hektar. Ary

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini