Rabu, Maret 26, 2025
BerandaHukumUlama dan Swasta Dilibatkan Untuk Turunkan Angka Stunting Kalsel

Ulama dan Swasta Dilibatkan Untuk Turunkan Angka Stunting Kalsel

Banjarbaru – Pemerintah Provinsi Kalsel bakal melibatkan ulama, tokoh masyarakat  dan pihak swasta dalam hal ini perusahan – perusahaan guna melaksanakan aksi nyata dalam menurunkan angka Stunting. Diketahui saat ini Kalsel merupakan salah satu dari 10 daerah di Indonesia dengan angka Stunting yang masih tinggi yakni sekitar 30 persen.

Kepala Bappeda Kalsel Dr Ariadi Noor mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan mapping atau pemetaan angka Stunting di kabupaten kota. “Pihak kabupaten kota diminta melaporkan by name by addres anak penderita Stunting selain itu apa upaya dan inovasi yang sudah dilakukan guna pencegahan dan penurunan angka Stunting,” kata Ariadi, Selasa (7/6/2022) di Banjarbaru.

Dari mapping tersebut, diharapkan ada transfer knowledge upaya pencegahan dan penurunan Stunting antar daerah. “Salah satu contoh HSS punya inovasi pencegahan dan penurunan angka Stunting,” katanya.

Langkah berikutnya adalah melibatkan ulama dan tokoh masyarakat dalam memberikan penyuluhan pencegahan Stunting seperti pencegahan pernikahan dini yang bisa mengakibat keturunan yang mengalami stunting.

“Kemudian kita akan melibatkan berbagai perusahaan agar dapat memberikan CSR yang bisa dinikmati langsung masyarakat untuk mendukung upaya Kalsel menurunkan angka Stunting, misalnya pemberian tambahan makanan bergizi, susu dan lainnya,” terang Ariadi.

Direncanakan Pemprov Kalsel akan melakukan road Show ke seluruh kabupaten kota khususnya ke daerah yang memiliki angka Stunting tinggi. “Kita akan turun ke berbagai desa di seluruh kabupaten kota, untuk melaksanakan aksi nyata pencegahan Stunting,” kata Ariadi.

Kegiatan tersebut bakal dipimpin Wakil Gubernur Muhidin selaku Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Kalsel. “Kegiatan ini juga melibatkan SKPD Pemprov Kalsel terkait dalam rangka penurunan angka Stunting,” pungkas Ariadi.

Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Penderita stunting umumnya rentan terhadap penyakit, memiliki tingkat kecerdasan di bawah normal serta produktivitas rendah. Tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi bagi Indonesia.

Stunting dapat dicegah, antara lain melalui pemenuhan kebutuhan gizi bagi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan kemudian dilanjutkan dengan MPASI. Orang tua juga diharapkan membawa balitanya secara rutin ke Posyandu, memenuhi kebutuhan air bersih, meningkatkan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Ary

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments